Putri Malu

Putri Malu

Enaknya Jadi Tukang Pijit

Written By Unknown on Minggu, 30 Maret 2014 | 16.43



namaku Tio biasa dipanggil yoyo, 28 tahun. aku bekerja disebuah perusahaan swasta di kota S.
aku tinggal disebuah desa B, daerah pinggiran kota S, kisah ini berawal dari ketidak sengajaanku memijit suami mbak siti, mbak siti sendiri adalah buruh pabrik garment yang tak jauh dari rumahnya. mbak siti menikah setahun yang lalu, namun belum juga dikaruniai momongan, suaminya mas budi bekerja sebagai sopir angkutan barang yang sering keluar kota.

sore itu, aku main kerumah mas budi. kebetulan mas budi habis pulang dari luar kota.
" lagi, nyantai mas ?" tanyaku.
" iya nih, yo habis dari surabaya, capek banget" jawabnya sambil tiduran didepan tivi
" sini, tak pijitin mas, ada minyak buat pijit ndak? " tanyaku
" boleh juga, yo. mah, ambilin minyak buat pijit " ucapnya sambil teriak kepada mbak siti
" ini, yah " ucap mbak siti sambil memberikan minyak pijitnya.
langsung saja ku mulai memijit mas budi, dari betis sampai ke punggungnya.
"mah, ternyata pijitan tio enak juga, pinter banget mijitnya" ucap mas budi kepada mbak siti yang saat itu duduk di sofa depan kami.
"ah, itu cuma akal akalan ayah aja biar dapt pijitan gratis" jawab mbak siti
" sumpah, mah. badan ayah jadi enak nih, kalau gak percaya mamah cobain aja sendiri pijitan tio" jawab mas budi.
" ah, enak banget yo, makasih ya, tuh pijitin mbak mu juga biar tau rasanya pijitan mu. ini yo, buat kamu" ucapnya sambil ngasih uang 50ribu.
"lho lho, kok malah dibayar tho mas ? tanyaku
" udah, jangan ditolak yo" jawabnya sambil tiduran
" sini mbak, aku pijitin" ucapku kepada mbak siti
" serius nih, kebetulan lagi capek juga, hehhehe" ucap mbak siti sambil merebahkan tubuhnya diatas tikar.
awalnya kupijit dari betisnya yg mulus, turun ke telapak kakinya.
"ouh... dit" teriak mbak siti
" gimana mah, enakkan.." sahut mas budi yg sudah mulai tertidur
" iya pah, enak banget " jawab mbak siti
pijitanku mulai naik keatas lututnya, mulai menyingkap daster mbak siti,
" maaf ya mbak" ucapku sambil memasukkan tanganku kealam dasternya
" iya yo, ndak apa apa. biasa aja" jawabnya.
kulihat mas budi sudah terlelap, tidurnya.
" mbak, punggungnya dipijit juga apa ndak ?" tanyaku
" iya yo, tanggung nih, terlanjur enak nih" jawabnya pelan
" anu mbak, pakaian.." ucapku grogi
" buka aja yo, tapi kancing dulu pintunya" sahut mbak siti
"iya.. mbak" jawabku sambil mengunci pintunya
segera ku hampiri mbak siti yang masih terbaring di ruang tamu.
" maaf, ya mbak" ucapku sambil melepas dasternya sehingga nampak CD dan BH warna putih.
langsung ku pijit punggungnya, sepertinya tali BH nya sedikit mengganggu tanganku. perlahan ku buka sendiri kancing BHnya, mbak siti hanya diam saja. pijitanku turun ke pinggangnya, dan turun lagi ke pantatnya yang padat dan kencang. akhirnya bisa juga menjamah pantat mbak siti, perlahan kulepas CDnya, mbak sitipun hanya terdiam dan menikmati pijitan di pantatnya.
"mbak..." aku terkejut karena tiba tiba mbak siti membalikkan badannya.
busyet... sempurna.... tubuhnya mulus tanpa cacat, payudaranya meskipun Tocil, tapi padat berisi, sementara *****nya ditumbuh'i rambut jagung, tipis dan jarang jarang, sehingga nampak jelas belahan *****nya. aku tak tau apa yang harus kuperbuat lagi, menyaksikan pemandangan indah sementara si pemiliknya sedang tidur disampingnya.
" kok bengong ? pijit dong yo" ucapnya pelan sambil menuntun tanganku kepayudaranya.
jantungku berdebar kencang, saat menjamah dua bukit kembar milik mbak siti.
" ough... " erangan mbak siti saat kedua tanganku mulai memijitnya, kedua matanya mulai terpejam, bibirnya menganga, sementarta kedua kakinya mulai menjepiku ditengah" pahanya.
kurapatkan perlahan bibirku, saat kedua bibirkami menempel, mbak siti mulai melumatku, kedua tangannya merangkulku erat. kuturunkan kepalaku tepat di pucuk bukit kembarnya, kumainkan puting kanannya, sementara tangan kananku memintir puting kirinya.
"oh... yo... " desahannya pelan namun kedua tangannya menjambak rambutku seakan membenamkan kedadanya. perlahan jemari tangan kananku mulai bergerilnya menyusuri liang vaginanya yang sudah basah, dan kudapatkan klitorisnya, kumainkan dengan jari tengahku.
"ogh dit..., gak kuat..." ucapnya pelan, dan saat lidahku menempel di bibir *****nya, pas keluar juga cairan kental dan hangat. kebetulan aku pakai celana kolor, sehingga dalam sekejab sudah lepas, dan rupanya si'imin' sudah siap tempur.
langsung saja ku benamkan perlahan kedalam *****nya yang sempit itu.
" ough... yo... ,enak banget kont*lmu" bisiknya pelan
tanganku meremas kedua payudaranya sambil kuayunkan pantatku maju mundur, mbak siti terlihat menikmatinya. ku balikan badannya, dengan posisi d*gystyle, mbak siti berpegangan pada sofa.
posisi yang ketiga mbak siti diatas, karena kelelahan akhirnya kubaringkan lagi, dan ku hajar mekinya yang jarang dipakai mas budi itu. "oug... yo... gak kuat lagi.... " rintihnya sambil memelukku erat... "Crooot" akhirnya si'imin' memuntahkan cairannya kedalam rahim mbak siti.
sambil ku genjot pelan pelan, mbak siti tersenyum dan berbisik " makasih yo, enak banget, mau dong dipijit tiap hari"
"tapi mbak, kalau mbak siti hamil gimana ? " tanyaku pelan,
" ndak apa, yo. aku malah pingin cepet hamil dari benihmu ini, yo. kebetulan inikan malam jum'at yo" ucapnya sambil mencium keningku.
" makasih ya mbak, semenjak putus dengan pacarku, setahun yang lalu aku ndak pernah ML lagi"
ucapku sambil berbaring disamping mbak siti, sementara mas budi masih tidur nyenyak.
"pantes, kamu liar banget, yo." ucapnya sambil mencolek penisku.
" tapi, enakkan mbak?, kalau mas budi gimana ? bisikku ditelinganya
" jauh, gak ada apa apanya, kalau pulang kerja pasti tidur, katanya capek terus" jawabnya pelan sambil memelukku.
" mbak, udah jam 10 malem nih, tak pulang dulu, ntar kacau kalau ketiduran disini, mbak" ucapku sambil memakai kembali pakaianku,
"hm... tio..." ucapnya seakan gak rela aku tinggal pulang. sifat manjanya membuat kau kembali terangsang, si'imin' kembali mengeras. langsung saja ku rebahkan dan ku hajar lagi ***** mbak siti.
"ough.. ough... ough...sssttt " desahannya pelan.
sampai akhirnya kami klimaks lagi. waktu semakin cepat berlalu, jam 10.45.
mbak siti sudah terlihat lemas, setelah ronde ke 2. kuangkat dan kubaringkan kedalam kamarnya, birahiku semakin menggila saat melihat mbak siti terlentang diatas kasur. dan terpaksa ronde ke 3 pun aku mulai lagi, "yo, aku ndak kuat lagi..." ucapnya lemas seperti orang pingsan. akhirnya crot yang ke 3 pun masuk kedalam rahimnya.
kupakaikan kembali dasternya sementara aku segera pulang lewat pintu belakang, dan langsung menuju rumahku.
ke esokan harinya, " yo..." teriakan mas budi membangunkanku, aku takut kalau mas budi tau tentang kejadian semalam.
" ya mas, ada apa ? " jawabku sambil membuka pintu
"kamu pasti capek ya. yo. ini sarapan buat kamu, biar tambah tenaga, makan yg bergizi. oh, iya titip mbak siti, aku mau keluar kota lagi nih" ucapnya
"oh.. ok makasih banyak mas, tenang aja mas, mbak siti tak jagain."
hari itu, karena hari jum'at, aku pulang lebih awal, langsung kerumah mbak siti,
" mbak...." ucapku sambil mengetok pintu
" ya, mas. nyari siapa ?" jawab seorang gadis muda berseragam SMA
"e... mbak siti ada" jawabku
"oh, mbak siti pulang jam 4 mas" jawabnya.
" ya, nanti tak kesini lagi aja" ucapku... sambil melangkah pulang.
sore harinya,
"yo, capek nih.. pijitin lagi dong" smsnya
"siap, mbak" balasku dan langsung ke TKP
namun di rumahnya ada rahma, adik mbak siti, yang masih duduk di bangku SMA kelas 3. dia biasa menemani mbak siti kalau mas budi keluar kota.

"kenalin ini rahma, adikku, yo, dan ini tio, tetangga sebelah biasa mijitin mbak kalau lagi capek" ucap mbak siti
setelah dikenalkan dengan adiknya, ritual pijit pun, dimulai lagi, seperti biasa, posisi wenak ya didepan tivi, kali ini disaksikan rahma. untuk menutupinya, aku pakai sarung tanpa celana sementara mbak siti pakai daster tanpa CD.
setelah selesai memijit kaki dan pantatnya, dengan posisi kakiku terbuka, kunaikkan pangkal paha mbak siti, diatas pangkuanku, sehingga posisi mr P dan Ms V nya mbak siti menempel dan bisa ML, dengan sedikit goyangan pelan sambil kupijit punggung dan sesekali payudaranya, kami ML didepan rahma, 'sensasi beda' ketegangan inilah yang membuat kami puas, seakan hasratku dan mbak siti sama, setelah posisi telungkup, mbak siti kembali membalikkan badannya, terlentang sementara aurat kami masih trtutup, kali ini aku pijit payudaranya sampil menggenjot pangkal paha mbak siti. sepertinya rahma mulai memperhatikan tanganku yang memijit payudara kakaknya. "ough.." rintihan pelan keluar dari bibit mbak siti.
tangannya dengan kuat menarikku dan membuat aku semain menindihnya, sepertinya mbak siti sudah hampir klimaks, jadi kucepatkan goyanganku. "crot crot" akhirnya si'imin' keluar lagi.
malamnya kami tidur bertiga, awalnya mbak siti ada di tengah, aku disamping kanan, rahma disamping kiri, karena mbak siti tertidur pulas, akhirnya, tanganku mulai bergerilya, kali ini bukan lagi ditubuh mbak siti, melainkan ditubuh rahma. perlahan kutidur ditengah tengah mbak siti dan rahma, saat aku mulai memegang salah satu payudaranya, rahma bergerak dan malah memelukku, busyet, kedua payudaranya menempel ditubuhku sementara kakinya menindihku. lumayan nih, kesempatan dalam kesempitan, apalagi rahma pakai baju tidur yang tipis, kunaikkan sarungku dan kulakukan penetrasi ke vaginanya, jantungku mulai berdetak kencang. dan sepertinya rahma mulai terjaga dan merasakan tusukan dibagian selangkangannya, tangannya meraba bagian penisku, sementara aku pura pura tertidur. tangannya kini memegang penisku dan dia terbangun dan duduk mendekatkan pandangannya kearah penisku. penasaran itu pasti, apalagi penisku sudah tegak dan keras. aku merasakan penisku sedikit dikocok, enak sekali rasanya. "rahma, kamu ngapain?" tanya mbak siti kaget.
"ndak apa mbak, tadi mimpi aja kok" jawabnya sambil menutup tangannya yang masih memegang penisku dengan sarungku dan melepasnya perlahan. "tidur lagi, masih malam" ucap mbak siti sambil memelukku.
"iya mbak" jawab rahma sembari tidur.
setelah dilepas rahma, penisku kini dikocok mbak siti perlahan, tak lama kemudian, mbak siti duduk dan memasukkan penisku kedalam *****nya di iringi goyangan maju mundur, "ougg...tio... ssttt,... " desahannya pelan, kulihat rahma mengintip dari balik selimutnya. setelah mbak siti puas dan lemas, kupeluk kembali rahma, tak kuduga, rahma juga membalas pelukanku. sampai pagi menjelang, mbak siti mulai berangkat kerja dan membangunkan rahma yang masih aku peluk, "bangun, udah siang", ucapnya...
" aduh mbak, capek nih, ngantuk banget..., libur kerja dulu mbak" jawabku.
" rahma, bangun ayo sekolah?" ucap mbak siti sambil membangunkan rahma.
setelah beberapa saat mbak siti dan rahma berangkat,
"mas, tio... bukain dong" bisik rahma pelan dari luar jendela.
"kamu bolos, ma? " ucapku sambil membuka jendela kamar
"ssttt, males sekolah mas, lagi gak mod nih, pijitin dong mas, kayak mbak siti" jwabnya
"iya sini" jawabku, tanpa membuka seragam sekolahnya, kupijit dari kaki naik ke paha dan sampai akhirnya kujamah semua tubuhnya, tanpa sadar, rahma sudah terbujur bugil didepanku. dan tak kuasa lagi menahan 'imin'ku
"ough,... mas.... perih..." rintih rahma... tapi tanggung udah terlanjur masuk... "jleb" bobol juga perawannya, lebih sempit dari pada mbak siti, lebih legit.
sampai akhirnya, tanpa disadari darah perawannya menodai ranjang mbak siti. seprei warna putihnya ternoda darah perawan rahma yang mengucur deras dari vaginanya.
siang itu, ternyata mbak siti kerja setengah hari, setelah melihat kami masih bugil di kamarnya dan darah masih diseprei, "PLAK" tamparan mendarat di pipi kami berdua, mbak siti menangis. tapi apa daya, perawan rahma sudah terlanjur terkoyak. akhirnya mbak siti mau mengerti dan bahkan sampai saat ini kami malah main ber tiga, saat mas budi keluar kota

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik