Putri Malu

Putri Malu

Lima Perampok

Written By Unknown on Minggu, 30 Maret 2014 | 16.48



Rumah itu tampak sepi saat Doni pergi meninggalkannya untuk pergi beranglat kerja ke kantor. Dia tidak pernah tahu bahwa ada lima orang begundal tengah mengamatinya dari dalam mobil box yang terparkir di ujung gang.

"Gimana, Bang, kita serbu sekarang?" tanya Botak.

"Tunggu, jangan keburu nafsu. Lihat situasi dulu, bego loe!" kata Mamat, pemimpin gank perampok tersebut.

"Biasanya jam segini, hansip suka lewat pake sepeda. Kita tunggu sebentar, Bang." kata Tatto yang sudah seminggu mengamati rumah itu.

Bener kata Tatto, lima menit kemudian, dua orang hansip melewati jalan itu dengan mengayuh sepeda mereka. Kelima orang itu segera berpura-pura tengah menganti ban mobil box yang sama sekali tidak bocor.

Setelah hansip itu berlalau, Mamat langsung bertanya, "Gimana, sekarang?"

"Oke, Bang. Hansip itu cuma lewat, lalu nongkrong di pos ujung sana, main gaple," terang Tatto.

"Oke, kita siap beroperasi. Botak, elo sama si Bedu masuk dulu. Beresin korban kita," perintah Mamat.

Kedua orang itu segera bergerak cepat, mereka melompati pagar dan tanpa kesulitan masuk ke dalam rumah yang pintu utamanya tidak dikunci itu. Nyaris tak terdengar, mereka bergerak dengan cekatan melumpuhkan pembantu setengah tua yang memergoki aksi mereka. Kedua begundal itu kemudian mengendap pelan menuju ke kamar tidur utama dan membuka pintunya.

Hajar, seorang ibu muda berj****b yang saat itu sedang asyik bersolek, kontan terkejut dengan kehadiran mereka. "Siapa kalian? Mau apa kalian kemari?" hardiknya setengah takut.

Mereka tersenyum menyeringai. Secepat kilat Botak telah memeluk tubuh Hajar lalu membekap mulutnya. Bedu menggunakan lakband yang dibawanya untuk membungkam mulut wanita cantik itu. Setelah si Nyonya rumah berhasil dilumpuhkan tanpa perlawanan berarti, Botak segera keluar untuk membuka pintu pagar. Dengan anggukan kepala ia memberi kode kepada ketiga temannya agar cepat menyusul masuk. Mobil box segera bergerak masuk ke dalam garasi. Tatto, Joki dan Mamat meloncat turun dari mobil dan segera mengikuti Botak masuk ke dalam rumah.

"Hei tunggu, dia punya anak. Satu lima tahun, satunya masih orok." terang Tatto.

"Gak ada, gua udah periksa sekeliling rumah," jawab Botak.

"Udah, gak usah peduli, cuma anak kecil aja. Ambil harta di rumah ini, cepat!" perintah Mamat.

Mereka pun segera berpencar untuk mencari segala benda berharga yang mungkin bisa dibawa, mulai dari setrika murahan hingga TV layar datar yang ada di ruang keluarga. Tak lupa juga lemari Hajar yang ada di kamar diobrak-abrik oleh mereka. Mamat mendapatkan sejumlah uang dan perhiasan. Ia juga menggondol surat-surat berharga yang ada disana. Tak sampai setengah jam, harta benda di rumah itu telah berpindah ke dalam mobil box.

"Ayo, jalan." kata Tatto.

"Tunggu, gimana kalau kita senang-senang dulu. Nih cewek cakep juga, gua mau cobain," kata Mamat sambil memandangi Hajar yang hari itu mengenakan busana terusan panjang berwarna hijau dan j****b putih lebar sedada.

Hajar meronta dalam ikatannya saat perlahan Mamat mulai mendekatinya, yakin sesuatu yang buruk akan segera menimpa dirinya. Hajar langsung menjerit begitu Mamat membuka lakban yang menyumpal di mulutnya, "Tolong!! Rampok!!"
.
Plak! Dengan sadis sebuah tamparan Mamat hinggap di pipi wanita berj****b tersebut. Hajar meringis kesakitan, apalagi saat tiba-tiba Mamat mengeluarkan sepucuk pistol dan menempelkan di lehernya. Rasa dingin langsung menjalar di seluruh tubuh Hajar.

"Elo mau gua bunuh?" ancam Mamat.

"Jangan, ampun... ampun, Bang." Hajar menghiba.

Tiba-tiba Mamat menjulurkan lidahnya untuk menjilat wajah perempuan cantik itu. Hajar meronta, jijik dia rasakan. Tapi Mamat sepertinya tidak peduli,sambil memegang kepala Hajar, ia melumat bibir ibu muda beranak dua itu dengan penuh nafsu. Mamat mendorong lidahnya masuk ke dalam mulut Hajar yang terus meronta.

"Ampun, Bang. Saya sudah punya suami, jangan perlakukan saya seperti ini," rintih Hajar.

"Huahaha... sama, gua juga sudah punya bini. Bini gua tiga malah, hahaha..." ejek Mamat. Dengan cepat tangannya terulur untuk meremas buah dada Hajar yang berada di balik baju terusan hijaunya.

Hajar meringis akibat remasan keras itu. Saat itu timbul lagi keberaniannya. Dia dengan keras mendorong tubuh Mamat dan berusaha untuk lari. Tapi apa daya, seorang wanita yang barusan melahirkan melawan lima orang pria yang kasar. Tatto dengan sigap menangkap tangannya lalu menyeretnya kembali ke atas ranjang. Dibantingnya tubuh montok Hajar hingga wanita berj****b ini terbaring telentang di atas tempat tidur. Botak dan Bedu segera memegangi kedua tangan Hajar erat-erat agar takbisa lari lagi.

Joki memberikan sebilah belati tajam pada Mamat. Mamat menyeringai saat menerimanya, kembali ia mengancam Hajar. "Loe mau mampus yah?" hardiknya berang.

Hajar menggeleng, "Jangan! Ampun! Tolong… " ia kembali menghiba.

Dengan belati yang ada di genggamannya, Mamat merobek pakaian Hajar, mereka tercengang menatap buah dada Hajar yang lumayan besar terburai keluar. Kini tubuh wanita itu hanya ditemani j****b putihnya yang lebar dan celana dalam warna kremnya.Tapi itu pun juga tidak akan bertahan lama. Wajah Hajar terlihat memerah, belum pernah dalam hidupnya dia merasa terhina dan malu seperti ini. Tubuhnya yang separuh bugil dinikmati oleh mata mata liar para perampok itu. Kembali Mamat memainkan belati itu di hadapan mukanya.

"Ampun, Bang, jangan sakiti saya..." Hajar meminta.

"Dengar yah, gua cuma mau senang-senang sama elo. Jadi kalau elo nurut, tentu gua gak akan sakitin elo." kata Mamat.

Hajar terlihat pasrah. Ketiga anak buah Mamat yang lain hanya diam menatap dirinya dengan nafsu, mereka tak berani bertindak sebelum diperintah bosnya yang terkenal kejam itu. Tangan Mamat tiba-tiba meremas buah dada Hajar dengan keras. Hajar tentu saja merintih dibuatnya. Begitu kerasnya remasan itu hingga mendesak ASI yang ada di dalamnya hingga muncrat keluar. Mamat tersenyum, dengan penuh nafsu dia segera menjilati ASI Hajar yang meleleh keluar. Kasar disedotnya puting susu Hajar dengan rakus bagai bayi yang kelaparan. Tangannya terus memencet, sementara mulutnya terus menghisap dengan ganas. Kedua-dua susu Hajar mendapat perlakuan seperti itu hingga membuat keduanya jadi begitu basah dan memerah.

“Jangan dihabiskan, Bang. Ini ASI buat anak saya.” Hajar mengingatkan.

Mamat tertawa mendengarnya, begitu juga dengan keempat anak buahnya. Puas dengan payudara Hajar, Mamat menurunkan jilatannya ke bawah, ia kini bermain di pusar Hajar dan terus menuju ke arah selangkangan perempuan cantik itu. Mamat dengan penuh nafsu mengendus aroma vagina Hajar yang baru melahirkan, membuat tubuh Hajar menggelinjang karenanya. Walaupun sehari-harinya dia adalah seorang ibu rumah tangga yang alim dan pemalu, tapi Hajar tetaplah seorang manusia, seorang wanita yang mempunyai nafsu birahi. Diperlakukan seperti ini oleh Mamat, tanpa bisa dicegah, perlahan birahinya mulai muncul dan meningkat, meninggalkan jejak basah dan lembab di celana dalam kremnya.

Mamat yang mengetahui korbannya mulai jinak, terus menggesekkan hidungnya ke selangkangan Hajar. Diendusnya kelamin itu sambil lidahnya terus merangsek disana. Sedikit demi sedikit celana dalam Hajar mulai tersingkap. Hingga selanjutnya, tanpa perlu melepasnya, Mamat sudah bisa menjilati lubang vagina Hajar yang mengintip malu-malu dari celahnya. Diserang seperti itu membuat Hajar mulai mendesah nikmat. Apalagi ditambah rangsangan yang diberikan Tatto dengan remasan-remasan lembut di atas buah dadanya, sementara putingnya yang mungil disedot bergantian oleh Botak dan Bedu sambil tetap memegang erat kedua tangannya.

"Tolong... jangan… tolong..." erang Hajar saat merasakan tangan Mamat mulai berusaha menurunkan celana dalamnya.

Mamat hanya tersenyum mendengarnya. Ia sama sekali tidak peduli dengan rintihan perempuan cantik berj****b lebar itu. Tangannya terus menurunkan celana dalam Hajar hingga benda itu teronggok di lantai. Tak berkedip Mamat memandangi vagina Hajar yang terawat rapi tanpa bulu kemaluan, ia terlihat sangat menyukainya.

"Wah, memek elo bagus banget..." puji Mamat sambil berusaha membuka lebar kedua kaki Hajar. Dengan dua jarinya, ia membelah bibir kemaluan Hajar. Mamat bisa melihat dengan jelas, ada tahi lalat sebesar kismis di sebelah kiri bibir vagina perempuan cantik itu.

"Wah, biasanya cewek ada tai lalat di memeknya gini tandanya nafsunya besar." ujar Mamat. Ucapan itu tentu saja semakin membuat Hajar malu. Dia pun berusaha merapatkan kedua kakinya, tapi Mamat segera menahannya. Lidah Mamat dengan penuh nafsu menjilati klitoris Hajar yang kini terbuka lebar.

"Aahhhh…" erangan panjang Hajar terdengar. Lidah kasar Mamat dengan buas menggelitik klitorisnya yang tentu saja membuat wanita berj****b itu menjadi birahi. Liang vaginanya mulai mengeluarkan lendir birahi.

Mamat terus menyedot-nyedot klitoris Hajar dengan penuh nafsu. Sesakali ia juga mencucupi belahan memek Hajar yang tampak baru sembuh dari luka melahirkan. Perbuatan itu makin membuat Hajar menggelinjang kegelian, dia sudah tak mampu lagi menyembunyikan gairahnya. Apalagi saat lidah Mamat terus menari, makin lama makin cepat menyapu klitoris dan cairan yang keluar dari liang vaginanya, hingga sesaat kemudian tubuh wanita imut itu mengejang, Hajar tak dapat lagi menahan birahinya, dia memekik dan orgasme oleh jilatan lidah Mamat!

"Hahaha... enak kan?" goda Mamat dengan mulut belepotan oleh cairan. Hajar hanya bisa memejamkan matanya sebagai jawaban.

Mamat sekarang ganti menyodorkan penis besar dan hitamnya di depan wajah Hajar. "Isep kontol gua!" perintahnya kejam. Tentu saja Hajar menolak. Dia segera merapatkan mulut dan membuang mukanya, tidak mau memandang benda yang menurutnya menjijikkan itu.

Mamat tertawa, "Hahaha... kenapa, loe gak suka kontol gua yah?" sambil berkata, dia mulai mendesakkan ujung penisnya ke bibir Hajar, tapi Hajar dengan hati bulat tetap merapatkan mulutnya sekuat tenaga.

Tangan Mamat tiba-tiba meremas keras buah dada Hajar sampai-sampai air susunya muncrat keluar. Perbuatannya itu tentu saja membuat Hajar menjerit kesakitan. "Ahhhh… sakit!" pekik Hajar dengan mulut terbuka lebar.

Saat itulah, tanpa permisi, Mamat mendorong penis besarnya masuk ke dalam mulut Hajar. Hajar yang sama sekali tak siap, tidak bisa berbuat apa-apa. Mulutnya kini disumpal sepenuhnya oleh kontol besar Mamat, membuatnya jadi ingin batuk dan tersengal-sengal. Apalagi saat penis itu mulai bergerak keluar masuk dengan cepat, Hajar makin tersiksa saja dibuatnya. Tapi dia sama sekali tidak bisa menolak karena kedua tangannya masih setia dipegangi dengan erat oleh Botak dan Bedu.

"Ohh... ahh… mulut elo enak juga yah," erang Mamat sambil terus mengocok penisnya di mulut manis Hajar. Sedang Hajar hanya bisa mengerang, dia sama sekali tidak bisa bersuara karena mulutnya tertahan oleh penis besar laki-laki itu. Benda itu terus bergerak dan mendorong-dorong hingga ke dalam tengorokannya. Agar tidak tersedak, terpaksa Hajar mulai menjilatinya meski dengan hati tidak rela.

”Nah, gitu dong. Isep terus kontol gue!” kata Mamat, tampak begitu menikmati apa yang dilakukan oleh Hajar. Tak perlu waktu lama, ia mulai dekat ke puncak birahinya. Terlihat dari gerakan pinggulnya yang semakin kasar, juga dengus nafasnya yang semakin berat. Mamat menghentak-hentakkan penisnya keras-keras, menyodok kerongkongan Hajar dalam-dalam. Lalu, "Ahhhh… gua keluar!" erang Mamat dengan tubuh bergetar dan sedikit kelojotan. Penisnya dengan deras menyemburkan cairan panas ke dalam mulut Hajar.

Di bawah, Hajar menerimanya dengan sedikit kalap. Tidak ingin menelan cairan itu, ia berusaha meronta untuk memuntahkan sperma Mamat. Tapi Mamat dengan sekuat tenaga menahan penisnya, ia terus menancapkan benda itu di mulut Hajar, bahkan dia sedikit mendorongnya dalam-dalam hingga tidak ada satupun cairan maninya yang tumpah keluar.

"Telan peju gua, goblok!!" bentak Mamat pada wanita berj****b itu.

Hajar tetap tidak mau, dia terus meronta dan melawan sekuat tenaga hingga akhirnya dengan sengaja Mamat menjepit hidungnya. Hajar kelabakan, dia kehabisan nafas. Dengan hidung tersumbat dan mulut dijejali penis besar Mamat, dengan cepat tubuhnya jadi lemas. Kalau tetap mau hidup, mau tak mau Hajar harus menelan sebagian sperma Mamat. Maka jadilah dengan berat hati ia melakukannya. Rasanya yang menjijikkan sempat membuat Hajar ingin muntah, tapi sumbatan penis besar Mamat pada mulutnya membuat ia mengurungkan niat.

Puas melihat Hajar menghabiskan semua spermanya, Mamat menarik keluar penisnya. Hajar yang mendesah lega, sebisa mungkin memuntahkan sperma Mamat yang tertinggal di mulutnya. Para perampok itu tertawa-tawa melihat ulahnya.

"Nah, sekarang elo-elo boleh mainin wanita ini, tapi jangan dientot dulu, itu bagian gua, hahaha..." kata Mamat pada anak buahnya.

Keempat orang yang sudah dari tadi menunggu sang bos selesai, segera berhamburan mengerubung tubuh montok Hajar yang berbaring tak berdaya di atas ranjang. j****b putih yang menutupi kepalanya sudah terlihat acak-acakan, tapi bukannya membuat jelek, j****b itu justru makin menambah pesona kecantikan wanita beranak dua itu. Keempat perampok dengan tidak sabar menggerayangi tubuh molek Hajar. Dua orang dengan bernafsu meremas-remas keras buah dadanya. Air susu Hajar sampai muncrat-muncrat keluar tak terkendali karenanya. Sementara dua yang lain menggarap di bagian bawah.

"Ampun... sakit… hentikan..." erang Hajar pilu.

Tatto yang sedari tadi membantu bosnya memegangi tangan Hajar agar tak meronta, kini meminta Hajar untuk menservis penisnya. Sedang Joki yang berperawakan besar, asyik menyodok-nyodok vagina Hajar dengan dua jari. Mamat yang sudah orgasme tersenyum melihat kerakusan anak buahnya. Sambil menghisap rokok kreteknya, dia keluar kamar dan mencari lemari es besar yang tak dapat ia bawa dengan mobil boxnya. Mamat membuka pintu kulkas tersebut, mengambil sebotol air mineral dan menenggaknya. Rasanya capek juga setelah mengerjai tubuh Hajar. Saat itulah, matanya melihat ada beberapa buah mentimun besar di sana. Tersenyum senang, Mamat lalu mengambilnya dan membawanya ke tempat tidur.

"Ahh… sakit… sudah…" terdengar erangan Hajar yang mengiba. Terlihat Joki sedang mengorek-ngorek liang vaginanya dengan dua jari. Sementara di atas, Botak dan Bedu masih terus asyik menyusu pada putingnya.

"Eh, pake ini..." kata Mamat sambil memberikan mentimun di tangannya.

Joki menoleh dan menerimanya dengan senang hati. Dia segera mengarahkan ketimun itu ke liang vagina Hajar. Ketiga temannya melihat sambil bersorak-sorak seru.

"Iya, .. ayo sodok, Jok." kata Botak dengan tangan terus menggerayangi susu besar Hajar.

"Jangan... jangan... tolong… jangan…" pinta Hajar memelas. Tapi tidak ada yang mempedulikan teriakannya. Bahkan yang ada adalah rasa panas yang tiba-tiba menyerang buah dadanya. Kontan Hajar memekik kaget!

"Ahhhh… panasss… perih..." jeritnya ketika Mamat dengan sadis menyundut bara rokok ke puting buah dadanya yang montok karena berisi ASI.

"Badan loe punya gua sekarang, jangan teriak-teriak... guoblok!" bentak Mamat kejam.

Tapi Hajar menjerit kembali ketika mentimun besar yang ada di belahan selangkangan didorong dengan kuat secara tiba-tiba oleh Joki. Begitu besarnya benda itu hingga seakan-akan merobek liang vaginanya. "Aghhh… sakit… hentikan..." erang Hajar menyedihkan.

Tak peduli, Joki mulai menggerakkan mentimun itu secara kasar. Dia menyodokkannya keluar masuk di liang vagina Hajar yang masih kelihatan sempit meski baru saja melahirkan. Bagai sebuah vibrator, Joki menggunakan mentimun itu untuk menyetubuhi Hajar. Erangan kesakitan perempuan cantik itu sama sekali tidak ia hiraukan.

Bedu dan Botak yang tidak mau kalah, kembali asyik meremas-remas dan menghisapi buah dada Hajar. Mereka menyedot putingnya yang mungil kemerahan keras-keras hingga air susu Hajar tumpah keluar. Dengan gemas mereka lalu menjilat dan menelannya. Semua perlakuan itu sangat melecehkan Hajar dan menyakiti tubuhnya, namun apa daya, ia sama sekali tidak bisa menolak. Jangankan menolak, untuk berteriak pun dia tidak bisa karena sekarang Tatto sudah kembali menjejali mulut Hajar dengan penisnya yang besar dan panjang, ia menyuruh Hajar untuk mengulum dan menghisapnya. Takut disundut rokok lagi, Hajar pun melakukannya. Jadilah ia merelakan seluruh tubuhnya yang selama ini cuma diberikan pada sang suami untuk dinikmati oleh keempat perampok bejat itu.

Lagi asyik-asyiknya, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara dering telepon genggam yang berbunyi nyaring. Mamat segera mencarinya. Ternyata itu dari HP Hajar yang berada di tumpukan baju. Mamat menatap layarnya dan menyeringai. Disitu tertera tulisan ’CINTAKU’. Ia segera menoleh pada keempat anak buahnya dan berkata. "Stop dulu," Mamat memberi perintah kepada mereka agar menghentikan kegiatannya sejenak.

Berbekal belati mengkilap yang ada di tangannya, ia berjalan mendekati Hajar dan menempelkan belati itu ke leher Hajar yang jenjang. "Angkat telepon ini, tapi jangan macem macem. Bilang kamu baik-baik saja atau gua gorok leher elo!!" ancam Mamat bengis.

Tahu kalau laki-laki itu bersungguh-sungguh, Hajar tidak berani berbuat macam-macam. Selain takut pada keselamatannya sendiri, ia juga takut dengan nasib kedua buah hatinya kalau sampai membuat Mamat marah. Jadi, dengan suara dibuat senormal mungkin agar suaminya tidak curiga, Hajar menerima telepon itu. "Hallo, Mas…" katanya.

Suasana sunyi sejenak. Hajar tampak konsentrasi mendengarkan apa yang dikatakan oleh sang suami. Sementara di sekelilingnya, Mamat beserta anak buahnya menatap tajam sambil terus mengelus-ngelus tubuh montoknya.

"Ohh... ehh... tidak, tidak apa-apa." Hajar mendesah saat Botak dan Bedu kembali berebutan menghisap puting susunya. Di bawah, Joki kembali menggerakkan mentimun yang ada di genggaman tangannya ke dalam memek sempit Hajar.

"Enggak kok, cuma pusing sedikit... tapi aku gak apa-apa kok, Mas." Hajar berbohong pada sang suami. Mamat menyeringai senang mendengarnya. Dia mengangguk sebagai tanda persetujuan.

Tatto yang tidak bisa memakai mulut Hajar untuk mengulum penisnya, kini ganti meminta Hajar untuk mengocok penisnya menggunakan tangannya yang bebas, yang tidak memegang HP. Hajar menurutinya, sambil mendengarkan suara sang suami, ia mulai mengurut kontol besar itu.

Cukup lama mereka berada dalam posisi seperti itu sampai akhirnya pembicaraan Hajar selesai, "Yah... baik, Mas, baik..." kata Hajar lalu menutup teleponnya.

"Hahaha... lanjut!!" kata Mamat pada keempat anak buahnya.

Kembali tubuh Hajar dikeroyok oleh mereka. Joki terus menyodok-nyodok liang vaginanya semakin keras menggunakan mentimun. Sedang Botak dan Bedu sudah menjadikan susunya seperti adonan roti, mereka memencet dan memijitinya kuat-kuat hingga benda itu jadi tidak berbentuk lagi. Payudara Hajar jadi sedikit penyok dan merah-merah akibat ulah mereka. Yang paling mengenaskan adalah putingnya, sekarang sudah tidak ada lagi ASI yang keluar dari sana. Botak dan Bedu sudah menghabiskannya. Entah dengan apa Hajar akan menyusui anaknya nanti. Sementara Tatto yang sejak tadi sudah tak sabar, segera memperkosa mulut Hajar kembali hingga perempuan cantik berj****b lebar jadi tidak bisa mengeluh dan bersuara sama sekali. Mamat dengan santai duduk di kursi meja rias menyaksikan ulah keempat anak buahnya sambil menghisap rokok kreteknya kuat-kuat.

Tidak lama, terdengar erangan nikmat Tatto, "Ohh… ahh… gua mau keluar nih... yang enak ngemutnya!" Dengan kasar ia terus menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Hajar yang mungil.

”Ah, payah loe. Bentar aja udah keluar!” ejek Joki. Tangannya masih dengan setia menyodok-nyodok memek Hajar menggunakan mentimun.

”Loe belum ngerasain sih gimana enaknya mulut nih cewek.” balas Tatto, tak mau dikatakan lemah. Sambil terus menggerakkan penisnya cepat di mulut Hajar, ia pun orgasme. Tatto melepaskan spermanya di mulut Hajar. Tapi karena begitu banyaknya, sebagian tumpah membasahi wajah cantik Hajar yang masih tertutup j****b lebar. Hajar kembali harus menelannya kalau tidak mau tersedak.

Mamat yang saat itu sudah kembali birahi, berjalan mendekat ke arah ranjang. Penisnya yang hitam panjang tampak sudah mengacung tegak. Sambil mengelus-elusnya, ia berkata pada Joki. "Eh, Jok, geser loe. Gua mau cobain memeknya."

Sebagai anak buah, Joki tidak bisa membantah. Meski masih ingin mengobel vagina Hajar lebih lama lagi, ia terpaksa menggeser tubuhnya. Ia bertukar tempat dengan Tatto yang sekarang sudah duduk keenakan di lantai. Joki menusukkan penisnya ke mulut Hajar dan meminta wanita cantik itu untuk mengulumnya. Tidak bisa menolak, lagi-lagi Hajar melakukannya. Mulutnya dengan sigap mulai mengelomoti kontol besar Joki. Sementara di bawah, Mamat sedang berusaha membuka kedua kakinya agar vagina Hajar terpampang lebih jelas lagi. Memposisikan tubuhnya, Mamat kemudian mengarahkan penisnya yang sudah kembali keras ke arah lubang sempit itu.

Hajar berusaha meronta sebisa mungkin saat ujung kontol Mamat mulai terasa mendesak masuk ke celah bibir vaginanya. Diperkosa di mulut, mungkin ia masih bisa menerima. Tapi ditusuk di kemaluan, Hajar sama sekali tidak bisa menoleransi. Sekuat tenaga, ia berusaha untuk memberontak. Tapi apalah daya seorang wanita melawan tenaga lima orang lelaki, dengan cepat mereka meringkus Hajar dan menghadiahinya sebuah pukulan keras di perut untuk membuatnya diam. Merintih kesakitan, Hajar langsung berhenti meronta.

"Diam! Bego loe..." ancam Botak. Rupanya dia yang barusan menghantam perut Hajar.

Tersengal-sengal, Hajar menganggukkan kepalanya takut-takut. Di bawah, begitu Hajar sudah tenang, dengan satu kali dorongan keras, Mamat menyodokkan penis besarnya memasuki liang vagina perempuan cantik itu.

Kontan Hajar menjerit keras, "Arghh... sakit! Hentikan... jangan… ampun..." merintih-rintih, ia kembali meronta. Tapi apa daya, itu tidak bisa menghentikan perbuatan Mamat yang terus asyik memperkosa dirinya. Malah Mamat terlihat menikmati segala jeritan dan rontaan Hajar. Ia menyeringai setiap kali Hajar menjerit kesakitan. Bahkan ia melarang saat Botak ingin memukul Hajar lagi untuk membuatnya terdiam.

”Jangan! Lebih enak begini!” mendengus-dengus, Mamat menggenjotkan penisnya semakin keras. Memek Hajar yang sempit terasa mencekik batangnya, tapi bukannya sakit, Mamat justru sangat menikmatinya. Vagina seperti inilah yang ia cari sejak dulu. Mamat tak pernah menyangka kalau akan mendapatkannya dari Hajar, wanita alim berj****b yang sama sekali tidak pernah terlintas di benaknya.

Melihat sang boss bertindak kesetanan, perampok yang lain jadi ikut tergoda untuk menyakiti tubuh molek Hajar. Mereka dengan suka cita mencubit, meremas, mengigit, dan menampar-nampar seluruh tubuh Hajar secara bergantian. Hajar yang menjerit-jerit penuh permohonan sama sekali tidak mereka hiraukan. Berlomba bersama Botak, Bedu terus memainkan buah dada Hajar dengan menghisapi putingnya kuat-kuat sambil sesekali menarik dan menggigitnya penuh nafsu dengan menggunakan gigi mereka yang tonggos dan tidak rata.

"Aahhh... ampun! Ahhhh... sakit… hentikan..." jerit Hajar pilu. Di atas, penis besar Joki menampari wajahnya, juga pipi dan hidungnya hingga membuat Hajar jadi sedikit kesulitan bernafas. Ia terus mengerang kesakitan, tapi keempat perampok yang mengerubunginya sama sekali tidak menunjukkan rasa kasihan. Mereka terus menyerang dan membelai tubuhnya penuh nafsu. Bahkan sekarang Botak ikut meniru Joki dengan mengolesi muka Hajar mengginakan ujung penisnya. Bedu yang mendapat jatah kedua bukit kembar Hajar terlihat senang sekali. Ia tersenyum gembira dan langsung menelusupkan mukanya di belahannya yang empuk, sambil jari-jarinya tak henti memijit dan menarik-narik putingnya.

Tubuh Hajar mengejang. Dua penis besar milik Botak dan Joki sekarang bergantian masuk ke dalam mulutnya. Hajar hanya bisa pasrah dengan membuka mulutnya lebar-lebar. Jika dia melawan, tubuhnya akan memar menjadi sasaran pukulan mereka. Beberapa menit kemudian, jeritan Hajar hanya tinggal menyisakan erangan dan rintihan pelan.

Di bawah, Mamat terus memperkosanya tanpa henti, tubuhnya terus bergerak semakin cepat untuk menusuk memek sempit Hajar. Setelah lama kemudian, saat Hajar sudah benar-benar lemas, barulah laki-laki itu menarik penisnya hingga hampir terlepas, lalu sambil mengerang, mendorongnya maju secepat mungkin dan menusukkannya sekuat tenaga ke belahan vagina Hajar.

Kepala Hajar sampai terdongak menerimanya. Jeritan melengking kembali terdengar dari mulutnya. Hajar melolong panjang dan terkejang-kejang. Di atasnya, Mamat ikut menggeram dan bergetar. Tubuhnya mengejang beberapa kali sebelum akhirnya terdiam lemas tak lama kemudian. Hanya Hajar yang tahu apa yang terjadi. Di dalam vaginanya, penis besar Mamat meledak dan menyemburkan spermanya yang hangat dan kental. Ketika perlahan laki-laki itu menarik keluar penisnya yang telah melayu, pejuh putih kental tampak ikut mulai mengalir dari liang vagina Hajar. Mamat terduduk lemas, tapi terlihat sangat puas. Dengan terengah-engah ia menyaksikan Botak dan Joki yang asik memperkosa mulut Hajar.

"Ohhh... gua udah gak tahan nih!" erang Joki, lalu melepas spermanya. Cairan itu muncrat membasahi wajah cantik Hajar, juga j****b putih yang ia kenakan yang kini sudah terlihat begitu lusuh dan lecek.

Tatto tertawa melihatnya. ”Benerkan apa yang gue katakan? Enak banget kan mulutnya?” dia berkata pada Joki.

Joki mengangguk mengiyakan sambil terduduk lemas di tepi ranjang. Dia menunjuk pada Botak yang juga hampir ejakulasi, ”Kuat juga si Botak, bisa tahan menghadapi mulut kayak gitu!” gumam Joki.

Botak tersenyum bangga sambil membenamkan penisnya dalam-dalam ke mulut manis Hajar. ”Siapa dulu dong, gue!” Selesai berkata, dia menyemburkan spermanya tepat di kerongkongan Hajar. Dan sekali lagi, tanpa perlu disuruh, Hajar langsung menelannya. Rasanya dia sudah kenyang gara-gara terus-terusan meminum sperma para begundal itu, padahal masih ada satu orang lagi yang belum mendapat giliran, yang sekarang sedang asyik menyusu pada payudaranya.

Hajar memejamkan mata, berharap ini semua hanya mimpi buruk saat Bedu mulai mengambil posisi dengan merangkak di atas tubuh sintalnya, perlahan mulai menindih dan menusukkan penisnya. Tidak bisa berbuat apa-apa, Hajar hanya bisa pasrah saat Bedu mulai menyetubuhinya. Ia dapat merasakan bagaimana bibir vaginanya perlahan membuka dan penis Bedu yang besar sedikit demi sedikit mulai menerobos masuk ke dalamnya. Kegetiran kembali tercermin di wajah Hajar, tak menyangka kalau akan mengalami nasib begini buruk, pagi-pagi sudah diperkosa oleh lima orang begundal yang sama sekali tidak dikenalnya.

Tubuhnya seperti dirobek-robek saat Bedu mulai menggenjot tubuhnya naik turun perlahan-lahan. Begitu juga dengan harga dirinya. Tanpa terasa, air mata mulai meleleh di pipi Hajar. "Aghhh… sakit… aghhh…" ia merintih diantara isakannya.

"Lo jangan belagu deh! Kalo lo nggak suka sama punya gue atau punya temen gue tadi, kenapa baru sekarang ngomongnya! Terlambat tau!" bentak Bedu.

Perkataan itu membuat Hajar tersadar. Iya, kenapa baru sekarang? Sebagai istri yang solehah, seharusnya ia sudah menangis sejak tadi, bukan cuma meronta-ronta tapi tetap membiarkan diri menikmati perlakuan mereka. Hajar merasa begitu bersalah. Ia merasa sudah mengkhianati sang suami. Berpikir seperti itu, Hajar berniat untuk memberontak dan melawan kelima perampok. Ia tidak ingin diperlakukan seperti ini lagi!

Tapi baru saja ingin menggerakkan tangannya, Hajar merasa ada yang salah pada tubuhnya. Tangan itu tidak mau menuruti perintah otaknya. Bukannya mendorong Bedu menjauh, Hajar malah merangkul pria itu dan menariknya agar lebih menempel pada tubuhnya. Goyangan Bedu yang lembut dan sopan membuat Hajar terlena, ia bagaikan bercinta dengan suaminya saat menerima tusukan kontol Bedu. Tanpa sadar, Hajar malah menginginkannya alih-alih mengusirnya.

Hajar juga berpikir, dari tadi dia berusaha melawan, tapi tidak pernah berhasil. Dia tidak akan pernah bisa mengalahkan kelima orang itu. Kalau sudah begini, apalagi yang bisa ia lakukan selain melayani mereka. Dan daripada melakukannya dengan berat hati, bukankah lebih baik ia menyerahkan dirinya dengan ikhlas, toh hasilnya juga akan sama saja, mereka akan tetap memperkosanya secara bergiliran. Sekarang saja Tatto dan Botak sudah kembali mengerubunginya dengan penis mengacung tegak ke depan. Hajar menelan ludah saat melihatnya.

Ya, sepertinya hanya itu pilihan yang ia punya. Hajar cuma berharap ia bisa selamat dari musibah ini dan berharap tidak ada seorangpun yang tahu apa yang telah ia alami. Di bawah, Bedu terus bermain dengan lembut, beda dengan Mamat yang kasar dan berangasan. Hajar menyukainya. Walau hatinya didera rasa takut, tapi karena perlakuan Bedu yang sopan, birahinya perlahan mulai naik. Hajar pun mulai memejamkan matanya untuk menikmati gesekan penis Bedu pada dinding-dinding vaginanya. Cairan cintanya yang tadinya mampet perlahan mengalir keluar, membuat persetubuhan mereka menjadi kian nikmat dan panas.

Mendengus keenakan, Bedu terus menggerakkan penisnya keluar masuk. Dia juga menciumi bibir Hajar yang berbau sperma teman-temannya sambil tangannya tak henti meremas dan memenceti payudara Hajar yang membulat indah, yang terus bergoyang-goyang seiring genjotan pinggulnya. "Nah, gini kan enak... daripada loe melawan, tak ada gunanya." ujar Bedu sambil terus menggerakkan penisnya dengan lembut.

Hajar memejamkan matanya, berusaha menikmati permainan pria itu. Terasa vaginanya mulai berdenyut pelan, tanda kalau ia akan segera orgasme tidak lama lagi. Bedu yang bisa merasakan kalau mangsanya sudah mulai birahi, terus menggoyangkan pinggulnya dengan lembut, ia berniat untuk memancing hasrat Hajar agar melenting lebih tinggi lagi. Bedu memang berpengalaman dalam menaklukkan wanita, jadi dia tahu bagaimana cara mengantarkan Hajar menuju ke puncak klimaks persetubuhan.

"Aghhh… aghhh… aghhh..." erang Hajar penuh kenikmatan, dibiarkannya mulut Bedu yang terus menjilati putingnya dengan lembut. Apa yang dilakukan laki-laki itu membuat birahinya semakin terlontar dan naik menuju langit.

Tatto dan Botak yang menonton permainan mereka, dengan setia menunggu sambil mengocok penis masing-masing. Di lantai, tenaga Mamat dan Joki tampaknya juga sudah pulih kembali. Penis mereka perlahan membesar dan mengacung tegak meski belum terlalu keras. Terutama Mamat, setelah keluar dua kali, dia jadi kesulitan untuk mengembalikan penisnya ke ukuran yang semula, padahal dia masih ingin mencicipi tubuh montok Hajar untuk yang terakhir kali.

"Sayang, loe sudah mau keluar yah?" tanya Bedu sambil terus menggerakkan penisnya di liang vagina Hajar dengan lembut.

"Ahhh... ahhh… ahhh..." hanya itu yang bisa keluar dari mulut Hajar sebagai jawaban.

Bedu mengerti, inilah saat yang tepat untuk menaikkan ritme goyangannya. Jadi, sambil berpegangan pada payudara Hajar yang bulat besar, ia pun melakukannya. Disodoknya vagina perempuan cantik itu dengan kecepatan dua kali lipat dari semula.

"Ahhh… ahhh… ahhh..." Hajar yang menerimanya menjerit semakin keras. Sesaat kemudian tubuhnya kembali kejang. Kali ini bukan karena semprotan sperma Bedu di dalam liang rahimnya, tapi karena ia benar-benar mendapat orgasmenya. Tanpa bisa ditahan, Hajar menyemprotkan cairan kewanitaannya, banyak sekali, juga sedikit kusam dan kental.

Bedu menahan genjotannya, memberi kesempatan pada Hajar untuk menikmati masa orgasmenya. Setelah dirasanya semprotan memek Hajar mulai sedikit mereda, ia pun kembali bergerak cepat, membuat Hajar kembali merintih dan mengerang-erang penuh kenikmatan. "Ahhhh… ahhh… pelan-pelan…" seru perempuan cantik itu.

Tapi Bedu tak peduli, dia terus bergerak cepat karena ia juga merasa akan melepaskan birahinya sebentar lagi. Menggeram keenakan, sambil menyusupkan mukanya di belahan payudara Hajar, Bedu menusukkan penisnya dalam-dalam dan menembakkan semua isinya disana. Hajar terkejang-kejang saat liang vaginanya kembali menerima sperma kental dari lelaki yang bukan suaminya itu.

Botak yang penisnya sudah pulih, segera menggantikan posisi Bedu. Laki-laki berkepala plontos itu segera merangkak ke atas tubuh Hajar, ia sama sekali tidak memberi kesempatan pada Hajar untuk beristirahat. Hajar yang sudah kehabisan tenaga menangis dan memohon agar mereka berhenti sejenak dan memberinya waktu untuk sekedar menarik nafas.

"Sebentar saja... tolonglah... ahh... s-saya sudah gak kuat lagi… ahhh... sakit!" rintih Hajar memelas.

Tapi Botak yang sudah terlanjur bernafsu sama sekali tidak menggubrisnya. Ia terus menindih Hajar dan meremas-remas buah dada perempuan cantik itu keras-keras hingga membuat Hajar menjerit kesakitan. "AHHGGG… sakit! Hentikan… tolong…" setelah persetubuhan lembut dengan Bedu, Hajar sama sekali tidak bisa menikmati kelakuan Botak yang kasar.

Tidak peduli, Botak malah menggigit dan menarik puting Hajar kuat-kuat. "AGHH... sakit… ampunnn…" membuat Hajar merintih semakin keras dan memilukan.

"Jangan berisik! Loe bikin gue gak mood aja!" bentak Botak tak sabar.

"Sudah, saya mohon... hentikan... ampun..." iba Hajar.

"Wah, loe dikasih ati minta ampela yah?" geram Botak. Dia lalu membalik tubuh Hajar hingga posisi wanita berj****b lebar itu sekarang menungging di atas ranjang. Botak memposisikan diri di belakangnya sambil kedua tangannya membelah pantat mulus Hajar yang masih perawan. Satu jarinya menusuk masuk ke dalam lubang anus Hajar yang masih sangat peret dan sempit.

Menyadari apa yang akan terjadi, Hajar langsung berusaha untuk meronta, tapi gerakannya sangat lemah karena tubuhnya memang sudah begitu kelelahan. Botak dengan mudah saja meringkusnya.

"Ahhhhgggg..." jerit memilukan keluar dari mulut Hajar, mengisi ruang tidur yang tidak seberapa besar itu saat Botak menusukkan penisnya dalam-dalam untuk merobek liang anusnya. Begitu kasarnya ia berbuat hingga liang Hajar sampai terluka dan berdarah. Tapi Botak sama sekali tidak mempedulikannya, ia malah terlihat sangat menikmatinya karena jepitan erat anus Hajar yang seperti memek perawan.

”Ughh...” Botak mendesah, ia benar-benar merasa nikmat. Dengan penuh nafsu ia menggerakkan penisnya dengan cepat keluar masuk di lubang anus Hajar yang kini sudah mulai sedikit terkuak lebih lebar.

Hajar menangis, merintih, pedih terasa di anusnya, tapi Botak sama sekali tidak peduli. Dia terus memperkosa Hajar dengan begitu buas. Tubuh Hajar yang sudah sangat kelelahan menjadi semakin lemah jadinya. Perempuan itu merintih kesakitan, tapi suaranya terdengar parau. Saat Botak ejakulasi dalam anusnya, barulah Hajar bisa bernafas lega, tapi tetap saja hatinya meringis pedih.

Botak mencabut penisnya dari anus Hajar, menyisakan spermanya yang bercampur dengan darah segar dari liang anus Hajar yang terluka. "Wah, gua udah puas, enak banget! Cobain deh!" ia berkata kepada Tatto yang dengan setia menunggu di tepi ranjang.

Tatto tertawa sambil menggeleng. "Enggak deh, gua mending entot memeknya." katanya menyahut.

"Oke, loe cepatan deh. Sudah dua jam kita di sini, nanti ketahuan orang." kata Mamat sebagai pemimpin para perampok itu. Laki-laki itu sudah menyerah, dia sudah tidak bisa ngaceng lagi, jadi buat apa berada disini lama-lama. Lebih baik mereka segera pergi sebelum ada yang curiga.

Tatto pun merangkak menghampiri Hajar yang sudah terlihat sangat lemah. Segera ditindahnya tubuh wanita cantik itu dan menusukkan penisnya ke liang vagina Hajar yang sempit. "Aahhh…" erang Hajar lemah, sama sekali tidak melawan.

Tatto mulai menggerakkan penisnya, menggesek vagina Hajar naik turun dengan penuh nafsu. Sekali lagi, Hajar hanya bisa mengerang lemah menerimanya. Jangankan menolak, membuka mata saja rasanya sudah snagat berat sekali baginya. Saat itulah, Mamat sengaja mengambil HP Hajar, meredial nomer HP suaminya. Setelah terdengar nada sambung, Mamat segera mendekatkan HP itu ke telinga Hajar.

"Hallo... haloo…" terdengar suara sang suami.

Hajar tak mampu menjawab, hanya bisa mengerang lemah.

Saat itu, Joki yang kembali bergairah ikut naik ke atas ranjang. Ia ingin memanfaatkan lubang anus Hajar yang kosong di kesempatan yang sempit ini. Dengan pelan Joki memasukinya sambil tetap membiarkan Tatto menggenjot dari atas. Tubuh mereka bertindihan seperti roti lapis, dengan Hajar terjepit berada di tengah-tengah.

"Aaaghhhh…" suara Hajar melengking tinggi saat Joki dan Tatto mulai menggerakkan alat kelamin mereka.

"Hallo, kamu kenapa, Sayang... ada apa?" tanya suaminya bingung dari seberang sana.

"T-tolong... tolong, Mas... a-aku diperkosa!!" kata Hajar dengan suara lemah.

Joki yang mendengarnya bergerak semakin liar, dari bawah ia menghentak-hentak keras liang anus Hajar, memberinya rasa pedih dan sakit yang tiada tara. "Ahhh… sakit... perih… ampun… sudah… kumohon..." erang Hajar pilu.

"Bilang jangan, tapi memek loe jadi banjir begini... dasar munafik!!" ujar Tatto yang terus memperkosa memek Hajar dengan kasar.

"Hallo… hallo… tunggu, Sayang... aku segera pulang…" kata suaminya panik mendengar suara erangan kesakitan Hajar.

Joki terus mengoyang batang penisnya di liang anus Hajar, membuat perempuan berj****b putih itu semakin tak mampu menahan rasa sakitnya. Di atas, Tatto juga bergerak semakin liar sampai akhirnya menyemburkan cairan kentalnya di memek sempit Hajar.

"Hahaha, gua seneng banget sama nih cewek." ujar Tatto penuh kepuasan.

Joki menyusul tak lama kemudian, sambil meremas kuat-kuat susu montok Hajar, ia menembakkan spermanya di lubang anus perempuan cantik itu.

Tertawa puas, kelima orang itu pun segera membenahi pakaian masing-masing dan bersiap pergi meninggalkan rumah Hajar. Waktu sudah semakin mepet. Suami Hajar pasti sudah dalam perjalanan pulang kemari. Mamat mengambil mentimun besar yang tergeletak di lantai. Dua mentimun, satu dimasukkan ke liang vagina Hajar dengan paksa dan satu lagi di anusnya. Hajar merintih kesakitan, tapi sama sekali tidak bisa menolak. Tubuhnya sudah terlalu lelah untuk berbuat apapun.

"Itu gua jadikan kenang-kenangan buat laki loe." kata Mamat sambil tertawa. "Biar laki eloe yang cabut tuh mentimun, hahaha…" tambahnya sambil berlalu dari kamar tanpa menutup pintunya.

Tak sampai dua menit, mobil box mereka pun berlalu. Kendaraan itu keluar dari garasi rumah Hajar dan berjalan pelan meninggalkan tempat itu dengan membawa barang-barang jarahan mereka. Di ujung gang, ketika mobil hendak keluar dari komplek perumahan, Mamat melihat sebuah sedan berjalan cepat diikuti sebuah mobil polisi dengan raungan suara sirine yang amat keras.

"Hahaha, gua yakin itu mobil suaminya." ujar Mamat pada anak buahnya. Kawanan perampok itu pun tertawa-tawa, merayakan keberhasilan mereka…

1 komentar:

Unknown mengatakan...


JUAL OBAT PEMBESR PENIS

082-136-519-896
082-136-519-896
BBM: 2B4B2D06

www.zonasuplemen.com

Hadir Di Indonesia 2016 EnhanceRx ™ memiliki Peringkat biasa. Umpan balik pengguna kami menunjukkan bahwa EnhanceRx ™ pil Memper besar dan Memperpanjang PENIS, Adalah pilihan terbaik di pasar untuk tambahan laki-laki dari pil atau kapsul produk.

Dinilai sebagai # 1 penis pil selama lebih dari 8 tahun di beberapa situs terkait tambahan laki-laki lain.

Mereka mengklaim memiliki tingkat keberhasilan 97% yang merupakan salah satu yang tertinggi di industri.

Bahan yang terbukti secara ilmiah datang bersama-sama untuk menciptakan formula terbaik di pasar selama 8 tahun berjalan dan didukung oleh industri terkemuka.



ENHANCERX GROUP

Resmi Ulasan Produk:
EnhanceRx ™ adalah pilihan terbaik untuk laki-laki peningkatan dari pil berdasarkan berbagai faktor seperti umpan balik pelanggan yang luar biasa dan ribuan ulasan pengguna positif yang kami terima selama bertahun-tahun.

The EnhanceRx ™ pil adalah 100% semua formula herbal alami yang dirancang untuk meningkatkan ukuran ereksi Anda, hasrat seksual, kesenangan dan kinerja. Produk memperkenalkan tertinggi kualitas bahan herbal ke dalam sistem Anda setiap hari.

Sementara formula EnhanceRx ™ semua alam telah direkayasa untuk memberikan ebook2results terbaik dalam jumlah tercepat waktu, itu bukan farmasi sehingga tidak ada resep diperlukan. Dengan setiap pembelian 3, 6 atau 12 pasokan botol EnhanceRx ™ Anda juga akan menerima akses ke download latihan penis dan rahasia pria ebooks mereka, atau dikenal sebagai sistem latihan penis.
Anda tidak hanya menyimpan uang ketika membeli lebih dari satu botol pada satu waktu, tetapi ebook latihan penis adalah kunci untuk membantu Anda mencapai hasil yang optimal. Biasanya ebooks menjual sendiri untuk.

http://www.zonasuplemen.com/enhancerx-pembesar-penis-herbal.html

Posting Komentar

 
berita unik